Bencana datang silih berganti ia datang tak dijemput dan pulang tak diantar, tiba-tiba hadir tiba-tiba pergi begitu saja, berbagai fenomena alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, kekeringan, longsor, banjir, pembunuhan, iklim dan cuaca tidak begitu bersahabat, terasa begitu mudah dijumpai setiap saat di atas dunia ini. Kejadian-kejadian alam tersebut tidak mengenal daerah, negeri ataupun penduduk semuanya terjadi.
Sejak manusia diberi tempat tinggal oleh Allah di muka bumi ini, manusia ditugaskan untuk mengelola bumi ini dengan baik telah melakukan berbagai macam kerusakan-kerusakan, exploitasi untuk kepentingan pribadi dan melampaui batas. Mereka melakukan berbagai macam kejahatan baik kepada sang khalik (pencipta), kepada alam semesta maupun kepada manusia. Kesadaran manusia akan kejahatannya datang ketika mereka diberikan peringatan melalui musibah atau bencana. Allah memberikan teguran kepada manusia melalui bencana dimaksudkan agar mereka sadar dan memperbaiki diri, namun ketika bencana itu tidak ada maka kejahatan itupun terus dilakoninya.
Allah swt berfirman yang artinya : “ dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebagai azab yang dekat (didunia) sebelum azab yang lebih besar (di akherat) mudah-mudahan mereka kembali (kejalan lurus).” (QS. As-sajadah 21)
Berbagai macam bencana yang terjadi ini tidaklah datang saat ini saja namun Allah telah mengirim berbagai macam bencana kepada kaum-kaum Nabi terdahulu sebagai bentuk peringatan maupun azab atau siksa seperti yang tercantum dalam kitab suci agama Islam yaitu al Qur’an diantaranya :
Banjir besar yang melanda seluruh daratan-daratan yang didiami manusia. Banjir besar yang bukan tingginya satu atau dua meter tetapi puluhan, ratusan bahkan ribuan meter tingginya yang membenamkan setiap rumah, gedung, bahkan melampaui puncak gunung, sehingga tak seorangpun yang dapat menyelamatkan diri dari bencana dahsat itu kecuali 80 orang manusia pengikut Nabi Nuh, as. Karena sudah tersedia sebuah perahu besar yang dibikin atas petunjuk Allah (QS.Nuh 1-28, Al Mu’minun 23-30)
Angin topan yang meniup dan menerbangkan semua yang terdapat di atas bumi, tidak saja manusia, binatang ternak bahkan kayu-kayu berterbangan dan semuanya menjadi sampah yang berserakan tiada guna. Bencana ini diturunkan Allah atas bangsa Aad di zaman Nabi Huud a.s. (Al-A’raf 65-72, Huud 50-60 dan As-Syua’ara 123-140)
Gempa bumi disertai dengan hujan yang terdiri dari batu, dan lumpur panas yang dahsyat menyebabkan bumi pecah dan retak, gedung-gedung dan semua bangunan runtuh dan seluruh manusia tewas dalam sekejap. Bencana ini diturunkan atas bangsa Israel dizaman Nabi Luth, a.s. disebabkan karena kekafirannya dan perbuatan mesum (asusila) yang dilakukan oleh manusia. (Al-a’raf 80-84, An-naml 54-59,dll).
Letusan hebat yang bukan saja memecahkan anak telinga tetapi menjadikan manusia menjadi hancur lebur dalam waktu sedetik. Bencana ini ditimpakan kepada bangsa Tsamuud, satu bangsa besar dan makmur tetapi durhaka dan menentang ajaran Allah dan pada akhirnya bangsa Tsamuud itu lenyap dan menjadi abu dalam tempo sedetik (Al Haqqah 5-5, An-Naml 45-54)
Angin dingin yang amat sangat dingin yang berhembus selama 7 malam 8 hari atas bangsa Aad, sehingga semua orang kafir yang durhaka menjadi kaku (mati) sebagaimana batang-batang korma yang tengahnya kosong (Al-haqqah 6-8)
Bumi dibalikkan yaitu bagian atas ditaruh dibawah dan bagian bawah ditaruh diatas, sehingga semua yang mulanya berada dipermukaan tanah masuk berpuluh-puluh meter dibawah tanah sesudah dibalikkan oleh Allah dengan kekuasaan-nya. Bencana ini menimpa bangsa Israil di zaman nabi Luth (Al Haqqah 9-10)
Awan hitam yang panas yang didatangkan oleh Allah dimusim panas terik, sehingga semua manusia durhaka, durjana mengira bahwa awan hitam itu bertanda akan hujan sehingga mereka bersorak gembira dan senang sambil menyiapkan tempayan untuk menampung air sebagai persediaan air minum, tetapi apa yang terjadi, awan hitam itu turun membawa hawa panas yang panasnya seratus kali lebih panas dari panasnya api bisa sehingga membuat mereka hangus terbakar lalu musnah menjadi abu. Bencana ini ditimpakan Allah atas sebagian kaum Nabi Syuaib a.s. tak lama sesudah Nabi Luth akibat kedurhakaan da kecurangan yang melampaui batas dalam mencari keuntungan materi. (QS. Asy-Syua’araa 189)
Bom Batu dijatuhkan oleh Allah dari langit dengan perantara burung-burung ababil ditimpakan kepada tentara bergajah dibawah komando Abrahah, gubernur Ethiopia di Yaman yang datang untuk menghancurkan ka’bah dan seluruh pasukan hancur lebur (QS. Al-Fiil 1-4)
Kekacauan-kekacauan yang berupa keributan menyebabkan saling bunuh membunuh atau perang sehingga tak satupun yang merasa aman, rasa dendam kusumat, teror meneror yang terus terjadi yang ditimpakan kepada bani Israil sesudah Nabi Musa a.s. dan nabi Isa a.s. karena dosa-dosa mereka yang telah membunuh para nabi dan mengganti Kitab Allah yang sebenarnya dengan tulisan mereka sendiri. (QS. Al-Imran 181, Al-Maidah 15 dan 67 dan 94).
Rekam jejak tsunami ternyata juga sudah terjadi sejak tahun 6.000 Sebelum Masehi. Sebuah media ilmiah Livescience.com mencatat daftar tsunami maha dahsyat yang pernah terjadi di bumi yaitu 6.000 sebelum masehi terjadi bencana berupa Gugusan salju besar di Sisilia longsor dan jatuh ke laut. Longsor yang terjadi pada 8 ribu tahun lalu ini memicu bencana tsunami tersebar di Laut Mediterrania. Tidak ada catatan sejarah bencana ini. Hanya para ilmuwan geologi memperkirakan tsunami dengan kecepatan 320 kilometer per jam ini mencapai ketinggian gedung 10 lantai.
Bencana alam juga terjadi sejak awal masehi seperti yang dilansir oleh worldamazingfact.com mencatat seratus macam bencana terbesar didunia mulai dari Letusan gunung Vesuvius di Pompeii, Italia tahun 79 M. dan peristiwa besar lainnya yang sangat dahsyat.
Di Indonesia sendiri tercatat gempa maha dahsyat dengan kekuatan 9,3 SR mengguncang di Samudra Hindia, lepas pantai barat Aceh. Yang menelan lebih dari 200 ribu orang lebih. Gempa paling besar sepanjang 40 tahun terakhir ini menimbulkan gelombang tinggi di Sumatera Utara, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.
Dan yang baru-baru ini tanggal 11 Maret 2011, dunia kembali digemparkan oleh gempa bumi berkekuatan 9.0 skala ricter dan disusul dengan gelombang tsunami dahsyat terjadi di Jepang dengan ketinggian 10 meter yang menyebabkan air tumpah kedaratan akibatnya rumah,mobil, pohon-pohon, hewan, kapal, gedung dan manusia berserakan dan ribuan manusia kehilangan nyawa dan tempat tinggal dalam waktu sekejap.
Dan masih banyak lagi bencana yang tidak bisa terekam baik bencana kecil maupun besar di dunia ini, itu semua menandakan bahwa manusia dan isinya tidaklah memiliki wewenang penuh dalam mengelola alam ini dan Allah tidak mau membiarkan mereka lupa dan berbuat melampaui batas.
Adapun Rasulullah SAW, 14 abad yang lalu telah menjelaskan apasaja yang dapat mengundang bencana ke atas dunia ini, sebagaimana yang sabda beliau yang artinya : ”Bila umatku sudah melaksanakan 15 perkara maka bencana sudah pasti terjadi, yaitu: 1). Bila barang negara sudah diakui/dimiliki oleh orang-orang tertentu, 2). Barang amanat jadi Ganimah (temuan), 3). Mengeluarkan zakat dianggap musibah bagi sikaya, 4). Suami sudah tunduk patuh terhadap istrinya untuk mengerjakan sesuatu yang keluar dari syariat (ajaran islam), 5). Anak menyakiti kedua orang tuanya sementara kepada temannya berlaku baik, 6). Terjadi permusuhan caci mencaci antara jamaah mesjid karena perbedaan masalah/pendapat yang bukan prinsip yang mereka pegang, 7). Diantara yang menjadi memimpin umat baik yang memimpin masyarakat atau agama bukan dari keturunan yang baik-baik, 8). Seseorang memuliakan seseorang karena takut kejelekannya bukan karena wibawa atau karena akhlak dan ilmunya, 9). Orang mabuk dan maksiat sudah terlihat dimana-mana, 10). Seorang pria sudah senang memakai pakaian yang biasanya dipakai wanita, 11). Kedua orang tua diperlakukan seperti pembantu di dalam rumah tangga, 12). Sarana untuk maksiat tersebar dimana-mana, seperti bar, kasino, diskotik dan warung remang-remang, 13).Dancing, dugem dan hiburan yang berbau pornografi dan pornoaksi sudah dianggap kesenian belaka bahkan hiburan yang baik, 14). Bila umat akhir zaman sekarang ini sudah mencaci maki dan tidak menghiraukan pendapat-pendapat mereka (para ulama), 15). Bila umat akhir zaman semuanya sudah ingin berlomba-lomba menjadi seorang selebritis/penyanyi yang terkenal.
Allah Swt berfirman yang artinya : “ Telah Nampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan oleh ulah perbuatan tangan manusia, supaya Kami memperlihatkan kepadanya sebagian dari akibat perbuatannya agar mereka kembali ke jalan yang benar.” (Al qur’an Surat Ar-Ruum ayat 41)
Semua jenis mala petaka setiap tahunnya terus terjadi di atas bumi ini sampai sekarang dan seterusnya, baik berupa banjir, tsunami, teror, angin badai,penyakit menular,kebakaran, perang-perang dan lain sebagainya. Semuanya disebabkan oleh akibat dari perilaku manusia yang berlebihan dan salah satu cara menghentikannya adalah dengan menghentikan segala macam kejahatan dan kekufuran lalu kembali kepada Allah seraya meminta ampunan. Selama manusia masih melakukan hal kekufuran tersebut dan belum taubat maka selama itu pula bencana akan terus melanda.
Sayyidina Abbas r.a paman Nabi SAW pernah berkata yang artinya “ Sesungguhnya bencana itu tidak akan turun kecuali karena dosa, dan bencana itu tidak akan berhenti kecuali dengan taubat”
Kesalahan atau dosa manusia yang banyak terjadi saat ini adalah hampir setiap hari terjadi pembunuhan, pemerkosaan, perzinahan, berjudi, minum minuman keras, pencurian, aborsi, bayi dibuang oleh ibu kandungnya sendiri, mutilasi, menghisap pil setan sabu-sabu atau narkoba, ekploitasi alam secara berlebihan, kebakaran dan juga prilaku Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang melanda seluruh negeri di dunia ini, manusia sudah mulai melupakan nilai-nilai ajaran agama dan Tuhannya dan lebih cendrung mengikuti hawa nafsu dan mengikuti sembahan barunya berupa harta, tahta dan wanita. Dalam kondisi ini maka Allah SWT akan menurunkan musibah atau bencana sebagai laknat atas dosa-dosa tersebut sebagaimana Allah berfirman yang artinya : “ Adapun orang-orang kafir, maka akan Ku siksa mereka denngan siksa yang sangat keras didunia dan di akherat, dan mereka tidak pernah memperoleh penolong.” (QS. Ali Imran : 56)
Melihat kondisi alam yang terus dilanda bencana maka tak salah bila seorang penyanyi Ebiet G Ade bertanya melalui lirik lagunya : “ Kenapa disana sini terjadi bencana, kenapa disana sini terjadi kemiskinan dan pengangguran,, kutanya pada langit, langitpun diam, kutanyakan pada laut, kepada karang, kepada bulan, kepada bintang, dan matahari, tetapi semuanya diam membisu, Mungkin Tuhan sudah bosan melihat tingkah laku kita, yang selalu bangga dengan dosa-dosa atau alam sudah tidak mau bersahabat dengan kita, mari kita tanyakan pada rumput-rumput yang bergoyang mungkin disana ada jawabannya”
Bencana datang bagai seorang pencuri ia datang hanya untuk mengambil harta benda bahkan nyawa, disaat ditunggu-tunggu tidak datang-datang, disaat lengah ia datang secara tiba-tiba. Menyapa tanpa belas kasihan, datang kepada siapa saja kaya, miskin, tua, muda, pejabat maupun rakyat jelata.
Dan sudah barang tentu setiap yang mengalami bencana pasti mengalami kesediahan dan rasa terpukul yang amat berat, terutama bagi mereka yang tidak memiliki iman tentu akan putus asa dan menyalahkan alam.oleh karena itu dalam menghadapi cobaan atau bencana yang kita hadapi hendaklah kita memiliki kesiapan mental dan memiliki bekal yang cukup, dan bekal itu adalah bertakwa kepada Allah Swt. Sebagaimana firmanNyayang artinya : “ Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah :197).
Dan seandainya penduduk negeri di dunia ini beriman, bertakwa dan bertawakkal kepada Allah SWT.maka Dia akan mencurahkan semua karunia Nya berupa kemakmuran, kedamaian kepada penduduk bumi ini.
Allah Swt berfirman yang artinya : “ Seandainya penduduk negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mendustakan (ayat-ayat Kami) maka Kami siksa mereka disebabkan oleh perbuatannya.” (QS. Al-A’raf 96).
Manusia seharusnya merenungi dan belajar dari bencana yang datang silih berganti, tidak ada yang bisa disalahkan kecuali kita manusia harus evaluasi diri (introspeksi diri) mengakui segala kekeliruan dan perbuatan dosa yang kita lalukan serta meminta ampunan taubat dengan sebetul-betul taubat dan bahwa sesungguhnya manusia itu lemah tidak memiliki daya dan kekuatan. Terkadang sebagai manusia terlalu arogan menganggap apa yang menjadi miliknya diatas dunia ini merupakan hasil karya sendiri tanpa menyadari bahwa allah lah yang telah menitipkan harta miliknya itu untuk dijaga dimanfaatkan untuk sesama. Bahkan kita mengingkari akan nikmat yang telah diberikan dan tidak mau mensyukuri nikmat yang ada. Manusia sudah tenggelam dengan glamornya harta dan meninggalkan Tuhannya maka tatkala itulah azab ditimpakan sebagaimana Allah swt berfirman yang artinya : “ Dan (ingatlah juga), tatkala tuhanmu memaklumkan “ sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim : 7)
Manusia dihadirkan ke atas permukaan bumi oleh Allah dan pasti akan diambil kembali oleh pemilik sang khalik Allah SWT. Dan sebagai manusia yang beriman dalam menghadapi ujian, cobaan, siksaan melalui bencana ini kita harus kuat dan sabar mengahadapi musibah yang melanda negeri yang terjadi Allah swt berfirman yang artinya : “ Dan orang-orang yang sabar itu apabila ditimpa sebuah musibah mereka berkata, inna lillahi wainna ilaihi roji’un (sesungguhnya kita berasal dari Allah dan pasti akan kembali kepada Allah”.
Sebagaimana kutipan firman Allah di bagian awal tulisan ini, kini telah nampak kerusakan diatas muka bumi yang tiada lain disebabkan oleh ulah perbuatan manusia sendiri, oleh karena itu marilah kita senantiasa kembali kepada ajaran Allah SWT sebaimana yang tercantum dalam al-Qur’an dan al Hadits agar kita manusia dan alam semesta ini selamat dari azab yang diturunkan. Marilah kita senantiasa minta ampun dan mudahan kita termasuk orang yang pandai bersyukur atas nikmat dan sabar menghadapi segala macam ujian dan cobaan sebelum akhirnya kita kembali kehadapan Allah. Wallahu A’lam.
Sumber : https://krens1024.wordpress.com/2011/03/14/ketika-semesta-ditimpa-bencana-sebuah-renungan/