“TERBENTUKNYA GENERASI YANG BERKUALITAS, BERIMAN, BERILMU, BERAKHLAK, DAN BERAMAL”.
Kamis, 26 Juli 2012
Mari Kita Belajar
http://bismillahku.blogspot.com/2011/07/kumpulan-software-islam-gratis-lengkap.html
Rabu, 25 Juli 2012
Perjanjian Nafs (Alam Ruh) Dan Bingkisan Manusia Untuk ALLAH, Dibalik Dua Pintu Manusia Dunia Dan Kelahiran Serta Akhirat Dan Kematian Serta Bertaubatlah Selagi Jasad Masih Bernyawa
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Selamat Rahmad dan Berkah ALLAH, semoga tetap padamu..
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Firman ALLAH Ta’ala :
يَعْلَمُونَ ظَاهِراً مِّنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ
Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja)
dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah
lalai. Ar-Ruum: 007.
Betapa besar arti sebuah pintu bagi kehidupan manusia, dengan dia (Pintu) itu hingga engkau dapat berlindung dari sekalian kejahatan malam dan siang
didalam rumahmu. Pintu adalah suatu pemberi kabar bagimu atas sekalian
apa-apa yang berada dibalik pintu itu, apakah ia suatu kabar yang baik
ataukah suatu kabar yang buruk.
Pintu Dunia
Pintu menuju kehidupan manusia didunia
ialah kelahiran, setelah perjanjian yang utama antara seorang hamba
dengan Tuhan-nya agar pada kala itu seorang manusia mengambil janji
kepada Tuhan-nya agar semasa ia hidup ia tiada akan ingkar dalam
memper-Tuhan-kan ALLAH dan tiada menyekutukan ALLAH dengan suatu juapun.
Dan demikianlah adanya sebelum ALLAH meniupkan ruh itu pada jasad
(janin) dalam kandungan seorang Ibu.
ALLAH Subahana wa Ta’ala berfirman:
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن
ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنفُسِهِمْ أَلَسْتَ
بِرَبِّكُمْ قَالُواْ بَلَى شَهِدْنَا أَن تَقُولُواْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman) “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab,
“Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang
demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya
kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keEsaan
Tuhan)”. QS. Al A’raaf : 172
ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِن رُّوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلاً مَّا تَشْكُرُونَ
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan
ke dalam (tubuh) nya (manusia) roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan
bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. As-Sajdah:009.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Bersabda :
Dari ubay bin Ka’ab ia mengatakan,
“Mereka (ruh tersebut) dikumpulkan, lalu dijadikan berpasang-pasangan,
baru kemudian mereka dibentuk. Setelah itu mereka pun diajak berbicara,
lalu diambil dari mereka janji dan kesaksian, “Bukankah Aku Tuhanmu?”,
mereka menjawab “Benar”. Sesungguhnya AKU akan mempersaksikan langit tujuh tingkat
dan bumi tujuh tingkat untuk menjadi saksi terhadap kalian, serta
menjadikan nenek moyang kalian Adam sebagai saksi, agar kalian tidak
mengatakan pada hari kiamat kelak, “Kami tidak pernah berjanji mengenai
hal itu”.
Ketahuilah bahwasanya tiada Tuhan selain
Aku semata, tidak ada Rabb selain diriKU, dan janganlah sekali-kali
kalian mempersekutukanKU. Sesungguhnya Aku akan mengutus kepada kalian
para RasulKU yang akan mengingatkan kalian perjanjianKU itu. Selain itu
Aku juga akan menurunkan kitab-kitabKU”.
Maka merekapun berkata, “Kami bersaksi bahwa Engkau adalah Tuhan kami,
tidak ada Tuhan bagi kami selain hanya Engkau semata”.
Dengan demikian mereka telah mengakui hal
tersebut. Kemudian Adam diangkat dihadapan mereka dan ia (Adam) pun
melihat kepada mereka, lalu ia melihat orang yang kaya dan orang yang
miskin, ada yang bagus dan ada juga yang sebaliknya. Lalu Adam berkata,
“Ya Tuhanku, seandainya Engkau menyamakan di antara hamba-hambaMU itu”.
Allah menjawab, “Sesungguhnya Aku sangat suka untuk Aku disyukuri”. Dan
Adam melihat para nabi di antara mereka seperti pelita yang memancarkan cahaya pada mereka”. (HR. Ahmad)
Hingga kemudian benarlah suatu kejadian
itu bermula daripada manusia itu, oleh karena pintu dunia baginya telah
di buka oleh ALLAH Tabaraka wa Ta’ala dengan sekalian Kehendak lagi
Pengetahuan-Nya. Dan manusia telah mengakui lagi diambil ALLAH kesaksian
atas mereka, mereka (manusia) berkata bahwa sesungguhnya tiada Tuhan
selain daripada ALLAH semata. Hingga kemudian, ALLAH Tabaraka wa Ta’ala menghimpunkan ruh manusia
itu kedalam tubuh (Janin) dalam kandungan(Rahim) sang Ibu. Serta merta
sekalian manusia, tiadalah seorang juapun yang luput dari persaksian
itu. Karenanya ALLAH Tabaraka wa Ta’ala mengutus empat orang Nabi/Rasul
untuk membawa risalah-Nya yaitu untuk memperkenalkan ALLAH kepada semua
ummat manusia, Oleh karena dengan fitrah ALLAH yang mulia bahwa bagi
semua manusia mesti terlupa akan perjanjian nafs (alam ruh) dikala
manusia itu menjalani dunianya. Seumpama Nabi Daud Alaihissalam dengan
Zabur ditangannya, Nabi Musa Alaihissalam dengan Taurat, serta Nabi Isa
Al-Masih Alaihissalam dengan Injil ditangan-Nya, hingga kemudian Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan A-Qur’an. (Afwan, bahwa
dalam keempat agama samawi ini tidak ada yang bernama Agama kristen,
Insha ALLAH..akan saya posting pada kesempatan yang lain).
Maka akhi lagi ukhti sekalian manfaatkan sekalian waktu dan kehidupan didunia dengan berbanyak-banyak ibadah
kepada ALLAH, dan janganlah sekali-kali engkau menunggu waktu dimana
niatmu untuk bertaubat di suatu masa nanti yang tiada engkau ketahui,
melainkan bertaubatlah sejak dini. Walau sekiranya engkau tiada berbuat
banyak atas dosa-dosa besar namun tiadalah jua luput daripadamu atas
dosa-dosa kecil itu. Jikalaulah engkau berusia muda, maka
bertaubatlah..sedang amalan disisa jatah hidup yang hendak engkau
peroleh adalah terlebih banyak untuk engkau kumpulkan. Dan merugilah
bagi yang berniat bertaubat di masa tuanya,
sedang ia tiada beroleh amalan yang banyak melainkan masa mudanya yang
tersiakan karena perdaya kehidupan dunia ini. Dan bertaubatlah..selagi
jasad masih bernyawa.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :
Ibnu umar Ra, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memegang pundaku lalu bersabda’ Jadilah engkau di dunia laksana orang asing
atau orang yang menyebrangi jalan, “bila engkau berada di sore hari,
maka jangan menunggu datangnya pagi; dan bila engkau di pagi hari, maka
jangan menunggu datangnya sore, Manfaatkan waktu sehatmu sebelum
sakitmu, dan waktu hidupmu sebelum matimu (HR Bukhari)
Pintu Akhirat
Sedang pintu menuju pada kehidupan
akhirat itulah ajal manusia, ketika seorang malaikat ALLAH hampir
daripada manusia itu sebagai pertanda bahwasanya saatnya manusia itu
dikembalikan kepada Rabbnya Yang Maha Mulia. Yang mana tiadalah ia
membawa seuatu apapun yang ia peroleh selama ia hidup di muka bumi melainkan hanya amalannya semata.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :
Dari Anas ra, ia berkata
bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “yang mengikuti
mayat itu ada tiga , yaitu : Keluarga, harta benda, dan amal
perbuatannya , yang dua kembali dan yang satu tetap bersamanya yaitu keluarga dan harta bendanya kembali dan amal perbuatannya tetap bersamanya (Hr Bukhari dan muslim)
Dan pintu itu telah terbuka, malaikat
telah merenggut seorang manusia atas panggilan Rabbnya. Kehidupan
didunia yang dahulu bergelimang harta benda kini tiada lagi melainkan
amalannya itulah yang diperhitungkan disisi Tuhannya.
Firman ALLAH Ta’ala :
وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ
وَيُرْسِلُ عَلَيْكُم حَفَظَةً حَتَّىَ إِذَا جَاء أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ
تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لاَ يُفَرِّطُونَ
Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga,
sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu,
ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami
itu tidak melalaikan kewajibannya. Al-An’aam : 061
Karenanya wahai akhi lagi ukhti sekalian,
engkau bawalah suatu cindera mata yang indah untuk ALLAH ketika engkau
hendak menemui-Nya kelak sekembalinya kamu dari dunia ini. Sesungguhnya
cindera mata itu adalah amalan ibadahmu
yang baik lagi banyak, sedang ALLAH menyambut kehadiratmu disisi-Nya
dengan senyum-Nya dan berkata “kemarilah hambaku..sesungguhnya engkau
termasuk pada golongan manusia yang mendapat Rahmad-Ku”.
Sedang bagi orang-orang kafir yang telah
menyalahi perjanjian mereka di alam ruh maupun muslim yang berlumur dosa
tiadalah bagi mereka kesukaan disisi ALLAH melainkan Murka-Nyalah di
atas wajah-wajah mereka, sedang cindera mata dalam genggamannya itu
adalah lusuh dan berbau busuk dan tiadalah diterima amalan – amalan mereka oleh karena dosa-dosa besar yang terlampau banyak.
Tiadakah engkau sadar wahai akhi lagi
ukhti sekalian..bahwa ketika ALLAH hendak meniupkan ruh kejasadmu
terdahulu adalah ALLAH memberimu bingkisan menuju duniamu dan akan
engkau bawa pula bingkisan itu kehadapan ALLAH ketika engkau kembali
pada-Nya. Maka disisa jatah hidup yang tiada akan berlangsung lama ini,
janganlah engkau siakan dengan tipu daya dunia yang sifatnya memperdaya.
Pertanyaannya : Sudahkah antum/anti mempersiapkan sebaik-baik bingkisan itu untuk dibawa kepada ALLAH ??
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :
“Perbandingan dunia dan akhirat adalah
seperti seseorang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam laut lalu
diangkatnya dan dilihatnya apa yang diperolehnya”. (HR Muslim dan Ibnu majah)
Demikianlah manusia, ia mengira bahwa
kehidupannya didunia belumlah cukup sedang ia telah kembali pada
Rabbnya. Dan ketika menemui Tuhannya tiadalah ia bersuka cita di muka bumi
melainkan sekejap saja dan akan ia dapati hasil daripada apa-apa yang
ia upayakan dahulunya didunia. Melupakan ALLAH dan ajaran-Nya semasa
manusia hidup didunia menjadikannya hidup dengan sia-sia, sedang bagi
yang senantiasa mengingat ALLAH dan mengikuti ajaran-Nya semasa hidup
didunia, maka sesungguhnya itulah kemenangan yang besar baginya. Dan
suatu penyesalan karena perkara dunia, tiadalah berlangsung lama. Sedang
penyesalan karena perkara akhirat itulah yang baka, dan terpenjaralah ia sepenuhnya dalam penyesalannya untuk selama-lamanya. Wallahu Ta’ala A’lam
Jika terdapat suatu perkataan yang tiada
berkenan bagimu, maka kepada ALLAH aku memohon ampun sedang kepada kamu
sekalian aku memohon maaf.
Jazzakumullahu khairaan katsiron..
http://tausyah.wordpress.com/2012/07/01/perjanjian-nafs-alam-ruh-dan-bingkisan-manusia-untuk-allah-dibalik-dua-pintu-manusia-dunia-dan-kelahiran-serta-akhirat-dan-kematian-serta-bertaubatlah-selagi-jasad-masih-bernyawa/
Senin, 23 Juli 2012
PENGEMIS BUTA
Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap
harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, “Wahai
saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu
pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian
akan dipengaruhinya”.
Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu, “Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?”
Aisyah RA menjawab, “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja”.
“Apakah itu?”, tanya Abubakar RA.
“Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana”, kata Aisyah RA.
Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil menghardik, “Siapakah kamu?”
Abubakar RA menjawab, “Aku orang yang biasa (mendatangi engkau)”.
“Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku”, bantah si pengemis sbuta itu.
“Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku”, pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW”.
Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata, “Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia….”
Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.
Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemuliaan akhlaq Rasulullah SAW? Atau adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau? Beliau adalah ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq.
Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus persen, alangkah baiknya kita berusaha meneladani sedikit demi sedikit, kita mulai dari apa yang kita sanggup melakukannya.
Sebarkanlah riwayat ini ke sebanyak orang apabila kamu mencintai Rasulullahmu…
Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu, “Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?”
Aisyah RA menjawab, “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja”.
“Apakah itu?”, tanya Abubakar RA.
“Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana”, kata Aisyah RA.
Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil menghardik, “Siapakah kamu?”
Abubakar RA menjawab, “Aku orang yang biasa (mendatangi engkau)”.
“Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku”, bantah si pengemis sbuta itu.
“Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku”, pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW”.
Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata, “Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia….”
Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.
Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemuliaan akhlaq Rasulullah SAW? Atau adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau? Beliau adalah ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq.
Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus persen, alangkah baiknya kita berusaha meneladani sedikit demi sedikit, kita mulai dari apa yang kita sanggup melakukannya.
Sebarkanlah riwayat ini ke sebanyak orang apabila kamu mencintai Rasulullahmu…
PENTINGNYA BERIMAN KEPADA HARI AKHIR
Pada suatu hari setelah memimpin sholat subuh Nabi Muhammad shollallahu
’alaih wa sallam langsung naik ke atas mimbar dan menyampaikan ceramah
panjang hingga datangnya waktu zuhur. Sesudah beliau selesai memimpin
sholat zuhur, beliau lalu naik kembali ke atas mimbar untuk menyampaikan
ceramah hingga datangnya waktu asar. Lalu sesudah memimpin sholat asar
beliau langsung kembali ke atas mimbar menyampaikan ceramah hingga
magrib. Sesudah mengimami sholat magrib beliau tidak naik lagi ke atas
mimbar.
Para sahabat yang hadir menceritakan bahwa pada hari di mana Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mendadak menyampaikan semacam daurah seharian penuh itu beliau panjang lebar menjelaskan mengenai apa-apa yang bakal berlaku atau terjadi hingga datangnya hari Akhir atau hari Kiamat. Begitu pentingnya urusan hari Akhir ini sehingga beliau memerlukan seharian penuh untuk menjelaskan tanda-tanda akhir zaman menjelang datangya hari Kiamat kepada para sahabatnya. Lalu mereka yang hadir berkata: ”Sesudah wafatnya Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam setiap aku bertemu dengan suatu peristiwa yang merupakan tanda akhir zaman maka akupun teringat ceramah panjang nabi hari itu. Persis seperti orang yang bertemu dengan orang yang sudah lama berpisah. Sehingga saat bertemu, segera teringat kembali wajahnya.”
Memang, sudah semestinyalah kita ummat Islam menghayati betapa pentingnya urusan mengimani dan mempersiapkan diri menghadapi hari Akhir. Sebab Allah subhaanahu wa ta’aala sendiri di dalam Al-Qur’an mengkondisikan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam agar tidak menganggap bahwa hari Akhir atau Hari Kiamat atau hari Berbangkit itu masih jauh.
Melalui ayat di atas Allah subhaanahu wa ta’aala mengkondisikan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam untuk menghayati bahwa hari Akhir atau hari Kiamat sudah dekat. Oleh sebab itu Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam juga mengkondisikan para sahabatnya dan kita semua selaku ummatnya untuk menghayati bahwa hari Akhir sudah dekat dan tidak lama lagi akan segera datang.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ’anhu berkata: Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Aku dan hari kiamat diutus (berdampingan) seperti ini.” Anas berkata:”Dan beliau menghimpun jari tengah dan jari telunjuknya.” (HR Muslim 14/193)
Sehingga pernah diriwayatkan bahwa pada suatu hari seorang sahabat melihat di kejauhan ufuk ada asap yang mengepul. Maka sahabat tersebut langsung keliling ke rumah para sahabat lainnya menggedor pintu rumah mereka seraya berteriak:
“Asap…! Asap…!”
Artinya, pada saat sahabat ini melihat asap tersebut, maka ia teringat penjelasan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengenai salah satu tanda besar menjelang datangnya hari Kiamat adalah bila sudah terlihat asap mengepul. Jika lima belas abad yang lalu saja sahabat telah sedemikian seriusnya mensikapi tanda-tanda akhir zaman, bagaimana lagi sepatutnya kita yang hidup di zaman ini?
Bahkan sedemikian pentingnya urusan hari Akhir ini sehingga dari enam rukun iman yang kita pelajari sejak masih SD, maka beriman kepada hari Akhir adalah yang paling sering disebut berpasangan dengan beriman kepada Allah subhaanahu wa ta’aala. Di dalam Al-Qur’an maupun Hadits sangat sering kita dapati hal ini.
“Demikianlah diberi pengajaran dengannya orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.”(QS 65:2)
Bahkan dalam satu hadits di bawah ini sampai tiga kali Nabi menyebutkan iman kepada Allah subhaanahu wa ta’aala bersamaan dengan iman kepada hari Akhir.
Bersabda Rasulullah saw: “Barangsiapa beriman kpd Allah dan Hari Akhir hendaklah bicara yang baik atau diam. Dan barangsiapa beriman kpd Allah dan Hari Akhir hendaklah menghormati tetangganya. Dan barangsiapa beriman kpd Allah dan Hari Akhir hendaklah menghormati tamunya.” (HR Bukhari-Muslim)
Ayat dan hadits seperti di atas banyak kita temui di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah sehingga kita bisa sampai pada suatu kesimpulan bahwa tingkat pentingnya mengimani hari Akhir setara atau sederajat dengan iman kepada Allah subhaanahu wa ta’aala
"Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah." Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.”(QS Al-Ahzab 63)
http://imaduddien-matahati.blogspot.com/2010/01/warung-blog-cantik-pentingnya-beriman.html#
Para sahabat yang hadir menceritakan bahwa pada hari di mana Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mendadak menyampaikan semacam daurah seharian penuh itu beliau panjang lebar menjelaskan mengenai apa-apa yang bakal berlaku atau terjadi hingga datangnya hari Akhir atau hari Kiamat. Begitu pentingnya urusan hari Akhir ini sehingga beliau memerlukan seharian penuh untuk menjelaskan tanda-tanda akhir zaman menjelang datangya hari Kiamat kepada para sahabatnya. Lalu mereka yang hadir berkata: ”Sesudah wafatnya Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam setiap aku bertemu dengan suatu peristiwa yang merupakan tanda akhir zaman maka akupun teringat ceramah panjang nabi hari itu. Persis seperti orang yang bertemu dengan orang yang sudah lama berpisah. Sehingga saat bertemu, segera teringat kembali wajahnya.”
Memang, sudah semestinyalah kita ummat Islam menghayati betapa pentingnya urusan mengimani dan mempersiapkan diri menghadapi hari Akhir. Sebab Allah subhaanahu wa ta’aala sendiri di dalam Al-Qur’an mengkondisikan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam agar tidak menganggap bahwa hari Akhir atau Hari Kiamat atau hari Berbangkit itu masih jauh.
Melalui ayat di atas Allah subhaanahu wa ta’aala mengkondisikan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam untuk menghayati bahwa hari Akhir atau hari Kiamat sudah dekat. Oleh sebab itu Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam juga mengkondisikan para sahabatnya dan kita semua selaku ummatnya untuk menghayati bahwa hari Akhir sudah dekat dan tidak lama lagi akan segera datang.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ’anhu berkata: Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Aku dan hari kiamat diutus (berdampingan) seperti ini.” Anas berkata:”Dan beliau menghimpun jari tengah dan jari telunjuknya.” (HR Muslim 14/193)
Sehingga pernah diriwayatkan bahwa pada suatu hari seorang sahabat melihat di kejauhan ufuk ada asap yang mengepul. Maka sahabat tersebut langsung keliling ke rumah para sahabat lainnya menggedor pintu rumah mereka seraya berteriak:
“Asap…! Asap…!”
Artinya, pada saat sahabat ini melihat asap tersebut, maka ia teringat penjelasan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengenai salah satu tanda besar menjelang datangnya hari Kiamat adalah bila sudah terlihat asap mengepul. Jika lima belas abad yang lalu saja sahabat telah sedemikian seriusnya mensikapi tanda-tanda akhir zaman, bagaimana lagi sepatutnya kita yang hidup di zaman ini?
Bahkan sedemikian pentingnya urusan hari Akhir ini sehingga dari enam rukun iman yang kita pelajari sejak masih SD, maka beriman kepada hari Akhir adalah yang paling sering disebut berpasangan dengan beriman kepada Allah subhaanahu wa ta’aala. Di dalam Al-Qur’an maupun Hadits sangat sering kita dapati hal ini.
“Demikianlah diberi pengajaran dengannya orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.”(QS 65:2)
Bahkan dalam satu hadits di bawah ini sampai tiga kali Nabi menyebutkan iman kepada Allah subhaanahu wa ta’aala bersamaan dengan iman kepada hari Akhir.
Bersabda Rasulullah saw: “Barangsiapa beriman kpd Allah dan Hari Akhir hendaklah bicara yang baik atau diam. Dan barangsiapa beriman kpd Allah dan Hari Akhir hendaklah menghormati tetangganya. Dan barangsiapa beriman kpd Allah dan Hari Akhir hendaklah menghormati tamunya.” (HR Bukhari-Muslim)
Ayat dan hadits seperti di atas banyak kita temui di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah sehingga kita bisa sampai pada suatu kesimpulan bahwa tingkat pentingnya mengimani hari Akhir setara atau sederajat dengan iman kepada Allah subhaanahu wa ta’aala
"Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah." Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.”(QS Al-Ahzab 63)
http://imaduddien-matahati.blogspot.com/2010/01/warung-blog-cantik-pentingnya-beriman.html#
Minggu, 08 Juli 2012
INFO PENERIMAAN SISWA BARU MI HIDAYATUL IKHWAN TP 2012/2013
Untuk segenap siswa/i baru yang sudah mengisi formulir pendaftaran siswa baru di informasikan bahwa untuk pendataan ulang untuk dapat berkenan hadir ;
Hari : Kamis
Tanggal : 12 Juli 2012
Waktu : 07.30 s.d selesai
Dan bagi pendaftar yang belum mengambil seragam kaos olah raga dipersilahkan untuk segera mendapatkannya di Kampus MI Hidayatul Ikhwan pada setiap hari kerja.
Sekian informasi yang di sampaikan untuk sementara ini
Hari : Kamis
Tanggal : 12 Juli 2012
Waktu : 07.30 s.d selesai
Dan bagi pendaftar yang belum mengambil seragam kaos olah raga dipersilahkan untuk segera mendapatkannya di Kampus MI Hidayatul Ikhwan pada setiap hari kerja.
Sekian informasi yang di sampaikan untuk sementara ini
Jumat, 06 Juli 2012
Implementasi Pembelajaran Tematik di Madrasah Ibtidaiyah
Pembelajaran Tematik dan Implementasi di Madrasah Ibtidaiyah / Sekolah Dasar
Pendahuluan
Pemerintah pada beberapa tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang otonomi daerah. Kebijakan ini antara lain memberi ruang gerak yang luas kepada lembaga pendidikan khususnya sekolah dasar dalam mengelola sumber daya yang ada, dengan cara mengalokasikan seluruh potensi dan prioritas sehingga mampu melakukan terobosan-terobosan sistem pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif.
Salah satu upaya kreatif dalam melaksanakan pembelajaran yang menggunakan kurikulum berbasis kompetensi di sekolah dasar adalah melakukan pembelajaran tematik. Pembelajaran model ini akan lebih menarik dan bermakna bagi anak karena model pembelajaran ini menyajikan tema-tema pembelajaran yang lebih aktual dan kontekstual dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian masih banyak pihak yang belum memahami dan mampu menerapkan model ini secara baik. Melalui tulisan ini akan diuraikan secara singkat tentang pembelajaran tematik secara konseptual dan implementasinya dalam kegiatan pembelajaran.
Arti dan Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan. Sutirjo dan Sri Istuti Mamik (2004: 6) menyatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Dari pernyataan tersebut dapat ditegaskan bahwa pembelajaran tematik dilakukan dengan maksud sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan, terutama untuk mengimbangi padatnya materi kurikulum. Disamping itu pembelajaran tematik akan memberi peluang pembelajaran terpadu yang lebih menekankan pada partisipasi/keterlibatan siswa dalam belajar. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar.
Dalam menerapkan dan melaksanakan pembelajaran tematik, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan yaitu 1) bersifat terintegrasi dengan lingkungan, 2) bentuk belajar dirancang agar siswa menemukan tema, dan 3) efisiensi. Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas berikut ini akan diurakan ketiga prinsip tersebut,berikut ini.
1. Bersifat kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan.
Pembelajaran yang dilakukan perlu dikemas dalam suatu format keterkaitan, maksudnya pembahasan suatu topik dikaitkan dengan kondisi yang dihadapi siswa atau ketika siswa menemukan masalah dan memecahkan masalah yang nyata dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan topik yang dibahas.
2. Bentuk belajar harus dirancang agar siswa bekerja secara sungguh-sungguh untuk menemukan tema pembelajaran yang riil sekaligus mengaplikasikannya. Dalam melakukan pembelajaran tematik siswa didorong untuk mampu menemukan tema-tema yang benar-benar sesuai dengan kondisi siswa, bahkan dialami siswa.
3. Efisiensi
Pembelajaran tematik memiliki nilai efisiensi antara lain dalam segi waktu, beban materi, metode, penggunaan sumber belajar yang otentik sehingga dapat mencapai ketuntasan kompetensi secara tepat.
Ciri-ciri Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagaimana diungkapkan dalam www. pppg tertulis.or.id. sebagai berikut 1) berpusat pada siswa, 2) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa, 3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, 4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran., 5) Bersifat fleksibel, 6) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa. Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Berpusat pada siswa
Proses pembelajaran yang dilakukan harus menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas dan harus mampu memperkaya pengalaman belajar. Pengalaman belajar tersebut dituangkan dalam kegiatan belajar yang menggali dan mengembangkan fenomena alam di sekitar siswa.
2. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa
Agar pembelajaran lebih bermakna maka siswa perlu belajar secara langsung dan mengalami sendiri. Atas dasar ini maka guru perlu menciptakan kondisi yang kondusif dan memfasilitasi tumbuhnya pengalaman yang bermakna.
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Mengingat tema dikaji dari berbagai mata pelajaran dan saling keterkaitan makabatas mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
5. Bersifat fleksibel
Pelaksanaan pembelajaran tematik tidak terjadwal secara ketat antar mata pelajaran.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa.
Tema dalam pembelajaran tematik memiliki peran antara lain:
1. Siswa lebih mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu.
2. Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama.
3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan
4. Kompetensi berbahasa bisa dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dan pengalaman pribadi siswa.
5. Siswa lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.
6. Siswa lebih bergairah belajar karena mereka bisa berkomunikasi dalam situasi yang nyata.
7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 kali.
Pemilihan tema dalam pembelajaran tematik dapat berasal dari guru dan siswa. Pada umumnya guru memilih tema dasar dan siswa menentukan unit temanya. Tema juga dapat dipilih berdasarkan pertimbangan konsensus antar siswa.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran tematik
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran tematik, yaitu:
1. Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan utuh.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu mempertimbangkan alokasi waktu untuk setiap topik, banyak sedikitnya bahan yang tersedia di lingkungan.
3. Pilihlah tema yang terdekat dengan siswa.
4. Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai dari pada tema.
Keunggulan dan kekurangan Pembelajaran Tematik
Pelaksanaan pembelajaran tematik memiliki beberapa keuntungan dan juga kelemahan yang diperolehnya. Keuntungan yang dimaksud yaitu:
1. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa
2. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa.
3. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.
4. Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Pembelajaran tematik di samping memiliki beberapa keuntungan sebagaimana dipaparkan di atas, juga terdapat beberapa kekurangan yang diperolehnya. Kekurangan yang ditimbulkannya yaitu:
1. Guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi
2. Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat.
Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar
Pembelajaran tematik di sekolah dasar (SD) merupakan suatu hal yang relatif baru, sehingga dalam implementasinya belum sebagaimana yang diharapkan. Masih banyak guru yang merasa sulit dalam melaksanakan pembelajaran tematik ini. Hal ini terjadi antara lain karena guru belum mendapat pelatihan secara intensif tentang pembelajaran tematik ini. Disamping itu juga guru masih sulit meninggalkan kebiasan kegiatan pembelajaran yang penyajiannya berdasarkan mata pelajaran/bidang studi.
Pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar pada saat ini difokuskan pada kelas-kelas bawah (kelas 1 dan 2) atau kelas yang anak-anaknya masih tergolong pada anak usia dini, walaupun sebenarnya pendekatan pembelajaran tematik ini bisa dilakukan di semua kelas sekolah dasar.
Pembelajaran tematik dilakukan dengan beberapa tahapan-tahapan seperti penyusunan perencanaan, penerapan, dan evaluasi/refleksi. tahap-tahap ini secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Mengingat perencanaan sangat menentukan keberhasilan suatu pembelajaran tematik, maka perencanaan yang dibuat dalam rangka pelaksanaan pembelajaran tematik harus sebaik mungkin Oleh karena itu ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam merancang pembelajan tematik ini yaitu: 1) Pelajari kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama dari setiap mata pelajaran, 2) Pilihlah tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi untuk setiap kelas dan semester, 3) Buatlah ”matriks hubungan kompetensi dasar dengan tema”, 4) Buatlah pemetaan pembelajaran tematik. Pemetaan ini dapat dapat dibuat dalam bentuk matriks atau jareingan topik, 5) Susunlah silabus dan rencana pembelajaran berdasarkan matriks/jaringan topik pembelajaran tematik
2. Penerapan pembelajaran tematik
Pada tahap ini intinya guru melaksanakan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Pembelajaran tematik ini akan dapat diterapkan dan dilaksanakan dengan baik perlu didukung laboratorium yang memadai. Laboratorium yang memadai tentunya berisi berbagai sumber belajar yang dibutuhkan bagi pembelajaran di sekolah dasar. Dengan tersedianya laboratorium yang memadai tersebut maka guru ketika menyelenggarakan pembelajaran tematik akan dengan mudah memanfaatkan sumber belajar yang ada di laboratorium tersebut, baik dengan cara membawa sumber belajar ke dalam kelas maupun mengajak siswa ke ruang laboratorium yang terpisah dari ruang kelasnya.
3. Evaluasi Pembelajaran Tematik
Evaluasi pembelajaran tematik difokuskan pada evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses diarahkan pada tingkat keterlibatan, minat dan semangat siswa dalam proses pembelajaran, sedangkan evaluasi hasil lebih diarahkan pada tingkat pemahaman dan penyikapan siswa terhadap substansi materi dan manfaatnya bagi kehidupan siswa sehari-hari. Disamping itu evaluasi juga dapat berupa kumpulan karya siswa selama kegiatan pembelajaran yang bisa ditampilkan dalam suatu paparan/pameran karya siswa.
Instrumen yang dapat digunakan untuk mengungkap pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dapat digunakan tes hasil belajar. dan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa melakukan suatu tugas dapat berupa tes perbuatan atau keterampilan dan untuk mengungkap sikap siswa terhadap materi pelajaran dapat berupa wawancara, atau dialog secara informal.
Disamping itu instrumen yang dikembangkan dalam pembelajaran tematik dapat berupa: kuis, pertanyaan lisan, ulangan harian, ulangan blok, dan tugas individu atau kelompok, dan lembar observasi.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan bahwa pembelajaran tematikdimaksudkan agar pembelajaran lebih bermakna dan utuh. Pembelajaran tematik inimemiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan perhatian, aktivitas belajar, dan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajarinya, karena pembelajarannya lebih berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung kepada siswa,pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran., bersifat fleksibel, hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa.
Pembelajaran tematik agar berhasil dengan baik perlu dilakukan dengan menempuh tahapan perencanaan, penerapan dan evaluasi.
Daftar Pustaka
Sutirjo dan Sri Istuti Mamik. (2005). Tematik: Pembelajaran Efektif dalam Kurikulum 2004. Malang: Bayumedia Publishing.
www. pppg tertulis.or.id. Pembelajaran Tematik
Kamis, 05 Juli 2012
Selasa, 03 Juli 2012
KEUTAMAAN MALAM NUSHFU SYA'BAN
Keutamaan-keutamaan Malam Nisfu Sya’ban, Keutamaan-keutamaan Malam Nisfu Sya’ban - Wah.. tak terasa suda masuk bulan sya’ban lagi sebentar lagi Puasa Ramadhan, tp ada yang tahungak kalau di bulan sya’ban ini juga mempunyai keutamaan sepertihalnya Bulan Ramadhan…?
usut punya usut ternyata Malam Nisfu Sya’ban adalah malam yang Spesial. menurut imam Ghazali pada malam ke-13 bulan sya’ban Allah SWT memberikan 1/3 syafaat kepada hambanya. sedangkan pada malam ke-14. syafaat itu di berikan secara penuh. Dengan demikian, pada malam ke-15, umat islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama setehun. Pada malam 15 bulan Sya’ban inilah semua catatan perbuatan mausia akan dinaikan kehadapan Allah SWT. Katena itu para ulama menganjurkan agar pada malam nisfu sya’ban kita melakukan ibadah terutama untuk memohon ampun, rezeki dan umur yang bermanfaat.
Berikut ini adalah beberapa Hadits tentang nisfu sya’ban tentang Keutamaan-keutamaan Malam Nisfu Sya’ban yang di ambil dari kitab Riyadhus shalihin.usut punya usut ternyata Malam Nisfu Sya’ban adalah malam yang Spesial. menurut imam Ghazali pada malam ke-13 bulan sya’ban Allah SWT memberikan 1/3 syafaat kepada hambanya. sedangkan pada malam ke-14. syafaat itu di berikan secara penuh. Dengan demikian, pada malam ke-15, umat islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama setehun. Pada malam 15 bulan Sya’ban inilah semua catatan perbuatan mausia akan dinaikan kehadapan Allah SWT. Katena itu para ulama menganjurkan agar pada malam nisfu sya’ban kita melakukan ibadah terutama untuk memohon ampun, rezeki dan umur yang bermanfaat.
1243. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Seutama-utama berpuasa sesudah bulan Ramadhan ialah dalam bulan Allah yang dimuliakan – yakni Muharram – dan seutama-utama shalat sesudah shalat wajib ialah shaliatullail – yakni shalat sunnah di waktu malam.” (Riwayat Muslim)
1244. Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, katanya:”Tidak pernah Nabi s.a.w. itu berpuasa dari sesuatu bulan lebih banyak daripada Sya’ban, kerana beliau s.a.w. itu berpuasa dalam bulan Sya’ban itu seluruhnya.” “Dalam suatu riwayat disebutkan:
Langganan:
Postingan (Atom)